Di Tambang Tembaga Wetar, konsumsi energi dan bahan bakar meningkat lebih dari dua kali lipat, sejalan dengan aktivitas produksi yang juga meningkat hampir empat kali lipat. Konsumsi energi di Tambang Tembaga Wetar hanya berdasarkan penghitungan energi Cakupan 1 karena seluruh energi yang dikonsumsi dibangkitkan secara mandiri (self-generated).
Konsumsi energi Tambang Tembaga Wetar dibagi menjadi: energi listrik yang sebagian besar dikonsumsi oleh pabrik pengolahan (process plant) dan energi bahan bakar minyak (BBM) solar untuk kegiatan penambangan. Di pabrik pengolahan, intensitas energi adalah 3.304 kWh/ton tembaga; turun 41,4% dibandingkan 5.647 kWh/ton tembaga pada 2020. Penurunan ini merupakan kombinasi dari tingginya efisiensi energi dan kandungan tembaga Pit Partolang. Untuk operasi penambangan, intensitas energi menurun 40,0% atau 1,27 kL/ton tembaga, dibandingkan 2,11 kL/ton tembaga pada 2020. Total energi yang dikonsumsi selama 2021 oleh Tambang Tembaga Wetar adalah 1.096 terajoule (TJ) sehingga menghasilkan intensitas energi sebesar 57,6 GJ/ton tembaga. Nilai ini lebih rendah 40,3% daripada intensitas energi 2020 yang sebesar 96,4 GJ/ton tembaga.
Salah satu inisiatif efisiensi energi selama 2021 adalah penggantian genset yang lebih hemat bahan bakar, yang berhasil mengurangi pemakaian solar sampai 10%. Tambang Tembaga Wetar juga menerapkan kampanye penghematan listrik untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca. Selain itu, Tambang Tembaga Wetar juga memasang 600 modul surya, bagian dari proyek rintisan untuk menggantikan ketergantungan terhadap pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Kajian lebih lanjut untuk mengembangkan pemasangan panel surya di Pulau Wetar sedang dilakukan.
Tambang Tembaga Wetar juga berkontribusi bagi penyediaan listrik di Desa Lurang dan Uhak. Sepanjang 2021, 236 KK di Desa Lurang dan 98 KK di Uhak mendapatkan aliran listrik. Total biaya bahan bakar untuk kebutuhan listrik di kedua desa tersebut adalah sebesar AS$155.898.