Proyek Emas Pani di Gorontalo, Sulawesi akan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia. Dengan total kandungan sumber daya mineral sebesar 303,1 juta ton ore yang mengandung 6,9 juta ounces emas, Proyek Emas Pani akan menjadi tambang emas berbiaya rendah dan berumur panjang.
Merdeka, yang memiliki 70 persen saham dalam Proyek Emas Pani, telah menginvestasikan sekitar US$114 juta untuk pelaksanaan definisi sumber daya, uji metalurgi, dan infrastruktur sejak 2022. Perusahaan menargetkan commissioning akan dilakukan pada akhir 2025 dengan produksi emas perdana pada awal 2026.
Proyek Emas Pani akan menyiapkan investasi awal yang rendah, US$250 juta, untuk pengembangan pertama yaitu membangun fasilitas produksi dengan pelindian atau Heap Leach (HL). Kapasitas produksi pada tahap ini mencapai 7Mtpa (juta ton per tahun), yang dapat menghasilkan sekitar 140.000 ounces emas per tahun.
Pada tahap selanjutnya, Merdeka akan membangun fasilitas pengolahan Carbon-in-Leach (CIL) pada akhir 2028 dengan kapasitas 7,5Mtpa dan nilai investasi US$633 juta. Ekspansi lanjutan dilakukan pada 2031 dengan penambahan kapasitas produksi menjadi 12Mtpa dengan investasi sekitar US$294 juta.
Gabungan kapasitas HL dan CIL sebesar 19Mtpa pada puncak produksinya dapat menghasilkan emas hingga 500.000 ounces per tahun.
Berdasarkan hasil Feasibility Study (FS) yang menggunakan asumsi konservatif, Proyek Emas Pani akan menjadi salah satu sumber pendapatan signifikan bagi Merdeka pada masa mendatang, yaitu mencapai US$11,4 miliar, dengan EBITDA sebesar US$7,4 miliar selama periode 10 tahun pertama operasional.
Hasil FS juga mengonfirmasi bahwa all-in sustaining costs (AISC) dengan nilai rata-rata sebesar US$872 per ounces menjadikan proyek ini sangat efisien dan berbiaya rendah, didukung oleh pengalaman panjang Grup Merdeka mengelola tambang dengan metode HL di Tambang Emas Tujuh Bukit dan Tambang Tembaga Wetar.