

Berada di bawah Tambang Emas Tujuh Bukit yang sedang beroperasi, Proyek Tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang belum dikembangkan.
Proyek ini mengandung Sumber Daya Mineral 1.71 miliar ton bijih dengan kadar 0,47% tembaga dan 0,50 g/t emas yang mengandung sekitar 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounce emas, termasuk Sumber Daya Terindikasi 442 juta ton dengan 0,60% tembaga dan 0,66 g/t emas. Kandungan bijih kelas dunia tersebut dapat dibandingkan dengan Tambang Tembaga Emas Batu Hijau di Sumbawa dan Tambang Grasberg di Kabupaten Mimika, Papua.
Sejak 2018, Merdeka telah melakukan investasi signifikan terhadap Proyek Tembaga Tujuh Bukit, termasuk untuk menjalankan eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran penentu sumber daya, pemodelan geologi, dan studi teknis yang sedang berlangsung.
Pada Oktober 2022, Merdeka mengumumkan rincian hasil Studi Lingkup yang disiapkan secara independen oleh konsultan teknis terkemuka ORELOGY dengan kontribusi para spesialis dari Stantec, DRA, Ausenco, dan Hatch. Studi Lingkup yang mengacu pada pengeboran historis dan pengeboran sedalam 83.594 meter yang selesai pada 2017 itu menegaskan ekonomi positif untuk pengembangan tambang bawah tanah tembaga dan emas yang signifikan secara global, berbiaya rendah, dengan usia tambang 40 tahun.
Merdeka telah menunjuk Stantec dan DRA sebagai konsultan teknis utama untuk menuntaskan Pra-Studi Kelayakan (PFS) pada Q1 2023. PFS akan mencakup pemeriksaan kelayakan teknis dan ekonomi dari gua sub-level (SLC) awal 4Mtpa yang berfokus pada bagian atas deposit yang bermutu tinggi. Potensi pengembangan operasi SLC akan memungkinkan Merdeka untuk secara signifikan mengurangi investasi modal pra-produksi di muka dan mencapai produksi lebih awal sebelum beralih ke pengembangan operasi blok gua 24Mtpa yang lebih besar sebagaimana yang dimaksud dalam Studi Lingkup. Operasi SLC akan membuat bijih Tembaga Tujuh Bukit yang berkadar tinggi dapat diakses lebih awal sehingga memungkinkan Merdeka untuk menerapkan pemahaman berkesinambungan dari Operasi SLC dan meningkatkan pemahaman atas bijih untuk menghilangkan risiko dan mengoptimalkan perluasan blok galian.
Pernyataan cadangan perdana Proyek Tembaga Tujuh Bukit direncanakan akan dirilis pada Q2 2023, didukung dengan penilaian ekonomi Pra-Studi Kelayakan (PFS).
Proses perizinan dimulai dengan Studi Kelayakan Pemerintah Indonesia yang telah selesai dan disetujui pada pertengahan 2022. Merdeka menargetkan proses selanjutnya, yaitu perizinan lingkungan, dapat selesai pada September 2023, dan pembangunan dapat dimulai pada awal 2024.