Target pengelolaan air di Tambang Emas Tujuh Bukit adalah mempertahankan sistem air proses tertutup dan memanfaatkan air hujan untuk kegiatan lainnya, serta menghindari pengambilan air dari sumber-sumber di luar itu.
Untuk kebutuhan operasional—seperti pemrosesan bijih, penyiraman debu jalan, pencucian alat berat dan kendaraan ringan—Tambang Emas Tujuh Bukit hanya menggunakan air yang berasal dari kolam penampung air hujan; sama sekali tidak menggunakan air dari sungai atau badan air lain. Sementara untuk kebutuhan domestik—seperti fasilitas perkantoran dan akomodasi karyawan—Tambang Emas Tujuh Bukit memanfaatkan air tanah dari sejumlah sumur bor yang telah memiliki Surat Izin Pengambilan Air Tanah.
Kolam penampung air hujan di Tambang Emas Tujuh Bukit sangat efektif karena curah hujan yang tinggi di lokasi tambang (2.500 mm/tahun). Kelebihan air dialirkan ke tiga sungai melalui tiga titik penaatan, dengan terlebih dahulu ditampung dalam kolam kontrol untuk dipantau dan dikurangi sedimen yang ada di dalamnya. Pada satu titik penaatan yang menerima air dari beberapa kolam, air diolah di Detox Plant atau instalasi detoksifikasi untuk dihilangkan dari semua potensi kontaminan. Semua titik penaatan tersebut telah diatur dan mendapatkan izin dari pemerintah, serta dipantau secara berkala.
Pada 2021, penggunaan air di Tambang Emas Tujuh Bukit untuk kebutuhan operasional menurun 13,5% dibandingkan pada 2020, akibat adanya proses irigasi pelindian sejak 2020. Di sisi lain, intensitas air pada 2021 meningkat 9,7% menjadi 10,8 m3/oz emas, dibandingkan tahun sebelumnya (9,9 m3/oz emas), akibat kualitas bijih yang lebih rendah. Sementara itu, penggunaan air domestik di fasilitas perkantoran dan akomodasi karyawan, yang berasal dari sumur air tanah, meningkat 20,3%—dari 24,6 ML pada 2020 menjadi 29,6 ML pada 2021, seiring meningkatnya jumlah karyawan dan kontraktor.
Tambang Emas Tujuh Bukit mendaur ulang air limbah domestik di fasilitas pengolahan air limbah domestik, yang hasilnya digunakan untuk penyiraman debu jalan nontambang. Tambang Emas Tujuh Bukit juga mengoperasikan rangkaian pengolahan larutan sianida di fasilitas pelindian. Pada 2021, daur ulang air untuk pelindian bijih mineral lebih besar 30,4% dibandingkan 2020, akibat peningkatan volume bijih yang diolah.