Skip links

Merdeka Merayakan Hari Mangrove Sedunia

Sejalan dengan komitmen untuk mendukung mitigasi perubahan iklim, Grup Merdeka merestorasi kawasan mangrove dengan mengambil momentum Hari Mangrove Sedunia 2024.

Mangrove sangat penting untuk menurunkan emisi gas rumah kaca karena mampu menyerap karbon hingga empat kali lebih banyak daripada hutan daratan. Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia, yaitu 3,36 juta hektare atau 21 persen dari total luas mangrove dunia, mencakup 40 dari 54 spesies mangrove sejati dengan keanekaragaman terkaya di dunia. Hutan mangrove Indonesia menyimpan 3,14 miliar ton CO2, setara dengan emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan oleh 2,5 miliar kendaraan bermotor yang dikendarai selama setahun. Selain itu, mangrove juga merupakan habitat ribuan spesies dan pertahanan alami pantai dari erosi dan gelombang laut besar, serta komponen utama mata pencarian masyarakat pesisir. Hingga 2022, Indonesia kehilangan hampir 13.000 hektare mangrove setiap tahunnya, lebih luas dari kota Paris. Sehingga menjadi sangat penting bagi Merdeka untuk mendukung restorasi mangrove yang sejalan dengan Kebijakan Keberlanjutan Merdeka.

Kantor pusat Grup Merdeka di Jakarta, PT Merdeka Copper Gold Tbk, menanam 1.000 mangrove di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara, dan kawasan Muara Gembong, Jawa Barat. Merdeka menjadikan penanaman mangrove di Angke Kapuk tersebut sebagai bagian dari Bakti Merdeka, kegiatan sosial yang dilakukan karyawan secara sukarela. Pada 25 Juli 2024, satu hari lebih dulu daripada Hari Mangrove Sedunia, sebanyak 65 relawan, terdiri atas karyawan Merdeka dan jurnalis media nasional, menjalani bagian-bagian kecil dari rangkaian penanaman mangrove di Angke Kapuk.

Para relawan Bakti Merdeka terlibat dalam pembuatan bronjong, semacam pot dari bilah-bilah bambu untuk melindungi bibit mangrove dari terjangan pasang air laut. Setelah itu, mereka diajak menancapkan bibit mangrove. Untuk lebih mengenal daerah mangrove di Angke Kapuk, relawan Bakti Merdeka diajak berjalan menyusuri hutan mangrove dan naik kapal kecil menyusuri muara sungai Angke Kapuk. Baru setelah itu relawan dilibatkan dalam proses menanam mangrove. Total 1.000 bibit mangrove yang ditanam Merdeka nantinya setelah tumbuh besar akan mampu menyerap sekitar 25.000 kg karbon per tahun.

Cahyono Seto, Direktur PT Bumi Suksesindo, salah satu anak usaha Grup Merdeka, dalam pembukaan acara mengatakan bahwa aksi lingkungan di setiap aset bisnis Grup Merdeka tidak hanya dilakukan untuk menunjukkan komitmen perusahaan, tetapi juga melibatkan karyawan agar lebih aktif dalam upaya memperbaiki kerusakan lingkungan. “Selain berkontribusi terhadap lingkungan lewat penanaman bibit mangrove, Grup Merdeka juga membangun kesadaran kolektif para karyawan melalui program konservasi lingkungan berkelanjutan, sehingga menghasilkan aksi nyata yang positif terhadap kelestarian lingkungan sekitar,” ujar Seto.

Selain di Jakarta, pada hari yang sama, penanaman mangrove juga dilakukan oleh PT Bumi Suksesindo di Banyuwangi. Pengelola Tambang Emas Tujuh Bukit itu menanam ribuan mangrove di Desa Kedungsari, bagian dari Teluk Pangpang, satu-satunya area mangrove tersisa di pantai timur Jawa Timur yang sejak 2020 ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial. Penanaman mangrove di Banyuwangi dan Jakarta ini menyusul penanaman mangrove di Desa Keurea, Morowali, pada Juli lalu oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia, pengelola Pabrik AIM di Indonesia Morowali Industrial Park.

*

Relawan Bakti Merdeka menanam mangrove di Taman Wisata Alam Angke Kapuk.
Penanaman mangrove oleh PT Bumi Suksesindo di Banyuwangi.
Penanaman mangrove oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia di Morowali.

Foto utama: Relawan Bakti Merdeka  di Taman Wisata Alam Angke Kapuk.

By using our website, you hereby consent to our Disclaimer and agree to all of its terms.