Kardus Bekas untuk Reklamasi Lahan Tambang Tembaga Wetar
Di Tambang Tembaga Wetar, kardus bekas sangat berguna sebagai media pertumbuhan di area reklamasi. Sejak Oktober 2022, kardus bekas di Tambang Tembaga Wetar didaur ulang menjadi bubur kertas untuk dijadikan mulsa—material penutup tanaman untuk menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma dan penyakit.
Mulsa dari bubur kertas yang termasuk mulsa organik ini kemudian dicampur dengan benih tanaman penutup tanah (cover crops), pupuk cair, dan kompos—teknik yang biasa disebut hydroseeding. Mulsa yang sudah dicampur diterapkan dengan cara disemprot pada area yang luas, datar, atau hanya agak miring. Sementara pada area yang terjal, mulsa ditempelkan sekepal demi sekepal ke dinding lahan yang sudah dilapisi cocomesh—jaring dari sabut kelapa.
Mulsa cocok digunakan untuk lahan curam, termasuk lahan yang minim tanah pucuk (topsoil). Selain itu, penggunaan mulsa organik sangat efisien. Tidak seperti mulsa anorganik dari bahan sintetis, mulsa organik akan terurai seiring waktu dan menyatu dengan tanah sehingga tidak perlu diangkat setelah tanaman tumbuh.
Daur ulang kardus bekas ini termasuk dalam program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) pengelolaan sampah Seksi Lingkungan Hidup, bagian dari Departemen Pertambangan di Tambang Tembaga Wetar di Pulau Wetar, Maluku Barat Daya. Setiap hari, kardus yang berhasil dikumpulkan bisa mencapai 35 kg dan tujuh sampai sembilan karung kardus bekas dijadikan mulsa. Hingga akhir 2022, telah didaur ulang 1,5 ton kardus bekas, atau 32 persen dari total kardus bekas. Manfaatnya yang besar membuat penggunaan kardus bekas sebagai mulsa ini dilanjutkan dalam program 2023 dengan lebih banyak lagi gudang penampung.