Skip links
Mereka yang terlibat dan unggul berinovasi (dari kiri ke kanan): Mohammad Adithya Putra, Kiagus Zulkifli, Abdurahman, dan Lutfiyah Dea Gita. [FOTO: Dino Musida/BKP-BTR]

Para Juara Innovation Award dari Tambang Tembaga Wetar

Tiga karyawan BKP-BTR mencetak prestasi di ajang Innovation Award. Berkat konsep peningkatan produksi sebesar 15 persen, Oman menjadi yang terbaik.

Operasional Tambang Tembaga Wetar pada Jumat, 1 April lalu berjalan normal: yang di kantor sibuk dengan administrasi, yang di lapangan mengerjakan tugas masing-masing. Menjelang petang, suasana berubah. Nama Abdurrahman tiba-tiba ramai dibicarakan secara lisan maupun dalam lalu lalang teks pesan WhatsApp di kalangan PT Batutua Kharisma Permai dan PT Batutua Tembaga Raya (BKP-BTR), perusahaan yang mengoperasikan penambangan dan pengolahan tembaga di Pulau Wetar itu.

Ada apa dengan Abdurrahman? Rupanya, keriuhan itu muncul lantaran PT Merdeka Copper Gold Tbk di Jakarta, perusahaan induk Tambang Tembaga Wetar, baru saja mengabarkan bahwa Abdurrahman menjadi juara pertama dalam Innovation Award, ajang lomba cipta inovasi antara karyawan bagi peningkatan keamanan dan produksi, serta penghematan biaya dan perbaikan lingkungan.

Nama-nama pemenang diumumkan pada hari itu. Lombanya sendiri sudah berlangsung sejak Oktober 2021. Seleksi dilakukan bertahap, setiap site atau anak perusahaan mengirimkan lima nama, lalu oleh panitia di kantor pusat nama-nama ini dinilai lagi sampai muncul 10 finalis.

Abdurrahman itu yang mana? Yang biasa dipanggil Oman, ya? Eh, Oman itu yang mana? Bikin apa dia? Di mana dia? Boleh kirim fotonya? Pertanyaan-pertanyaan semacam inilah yang berseliweran.

Ketika namanya mulai disebut-sebut, si empunya sendiri saat itu berada di salah satu ruangan di Recreation Hall, sarana olahraga dan pertemuan karyawan BKP-BTR, untuk proses presentasi dan penilaian juri terhadap 10 besar finalis Innovation Award yang berlangsung melalui aplikasi Zoom. Di ruangan yang sama ada pula Kiagus Zulkifli dan Lutfiyah Dea Gita, dua finalis lain dari Wetar, dan Mohammad Adithya Putra—sahabat sekaligus yang membantu Oman menyusun materi lomba.


Yes! Alhamdulillah!

Zulkifli berseru ketika namanya muncul di layar sebagai runner up pertama. Ia mendapat sambutan tepuk tangan dari yang lain, termasuk dua staf BKP-BTR yang membantu memfasilitasi acara itu, Rada Maruto dan Mariska Sindy Lontoh. Setelah beberapa saat, di layar terpampang nama ABDURRAHMAN – WETAR sebagai juara pertama. Tepuk tangan pun langsung membahana di ruangan itu. Oman yang memang berpembawaan kalem hanya balas tersenyum, gerak bibirnya mengucap alhamdulillah. Berkat kemenangannya, Oman beroleh hadiah uang Rp30 juta.

Wajar kalau Oman belum begitu dikenal di site Wetar. Ia baru tujuh bulan bergabung dengan BKP-BTR, tepatnya sejak Oktober 2021. Sarjana Teknik Metalurgi Universitas Indonesia ini bertugas di Plant Metallurgist Section – Crushing Heapleach, Processing Department. Lelaki asal Padang ini mengaku ikut lomba karena ingin menambah pengalaman dan bersaing menjadi yang terbaik dalam hal perbaikan dan efisiensi. Baginya lomba juga merupakan momen mengasah diri dalam berpikir matang, bekerja sama dalam tim, hingga melatih kemampuan berbicara di depan publik.

Dalam Innovation Award, Oman mengajukan topik Cost Efficiency pada Production Wetar Copper Mine di Sektor Crushing-Heapleach. Topik ini merupakan usulan langkah perubahan terhadap metode produksi yang satu tahun sebelumnya mengalami penurunan. “Topik ini telah dijalankan sebagai proyek dan telah menghasilkan peningkatan produksi sebesar 15 persen,” kata Oman. Proyek tersebut dilakukan Oman bersama dua rekan kerjanya, Adhit dan Kemi Kharisma, keduanya juga bekerja di bagian metalurgis. Mereka menyiapkan proyek selama dua bulan dan menjalin kerja sama dengan departemen lain yang bertautan. “Kami juga mendapat bimbingan dari para metalurgis senior di sini,” kata Oman.

Sementara itu, Zukifli yang berasal dari Palembang mempresentasikan idenya tentang pembiayaan drilling dan blasting. Usulannya, bagaimana menurunkan pendanaan dengan cara mengurangi penggunaan bahan peledak dan aksesorisnya. Sarjana Teknik Pertambangan dari Universitas Sriwijaya ini termotivasi ikut Innovation Award karena kepeduliannya pada upaya meningkatkan produksi sekaligus menghemat biaya produksi. Zulkifli yang sejak 2019 bekerja di Mine Planning – Mining Department melakukan pengujian usulannya pada Juni hingga September 2021 bersama enam rekannya dan di bawah bimbingan pimpinan teknis tambang di Tambang Tembaga Wetar, yaitu Edi Widodo dan Muhamad Faizal.

Sedangkan alasan Lutfiyah yang biasa dipanggil Upi mengikuti lomba salah satunya karena hadiah uang yang menarik. Inovasi yang diajukan Upi yang bekerja di Processing – Operation ini adalah bagaimana menciptakan nilai tambah dari limbah bekas menjadi komoditas logam. Sarjana Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mendapatkan ide itu dari rekannya Brian Swahadana, sesama alumni ITB.

Ide itu muncul ketika terjadi permasalahan terkait penyimpanan dan pengelolaan limbah yang masuk kategori bahan berbahaya dan beracun (B3) dan BKP-BTR tidak memiliki tempat yang memadai untuk menyimpan limbah timbal yang termasuk B3 dalam jumlah besar. Proyek Upi yang juga dibantu Brian Swahadana dan Alvi Adli, alumni ITB juga, menawarkan upaya yang dapat menghilangkan risiko pencemaran lingkungan hidup akibat limbah B3 sekaligus menghilangkan biaya pengadaan fasilitas penyimpanan atau penyerahan pengelolaan kepada pihak ketiga. “Dari simulasi perhitungan yang kami lakukan mulai pertengahan 2021, bisa terjadi penghematan hingga 40 persen,” kata Upi, karyawan asal Cirebon, yang kini sudah menjalani tahun keempat di Wetar. Untuk proyeknya ini, Upi beroleh posisi kedelapan.

By using our website, you hereby consent to our Disclaimer and agree to all of its terms.