
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM) mengoperasikan tambang dan pabrik peleburan nikel yang terintegrasi dengan kawasan industri nikel di Sulawesi Tengah dan Tenggara. Sejak meluncurkan saham perdana (MBMA) pada April 2023 dan memperoleh Rp9,2 triliun, MBM terus berkembang menjadi salah satu pemasok utama bahan baku baterai kendaraan listrik dunia.
Bahan baku MBM berasal dari Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) di Konawe, Sulawesi Tenggara; salah satu sumber daya nikel terbesar di dunia yang menyimpan sekitar 13,8 juta ton nikel dan 1,0 juta ton kobalt di area seluas 21.100 hektare. Tambang ini memasok dua jenis bijih: saprolit dan limonit.
Bijih saprolit dikirim ke tiga smelter RKEF (Rotary Klin Electric Furnace) di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, untuk diproses menjadi Nickel Pig Iron (NPI). Selanjutnya, NPI dikonversi menjadi high-grade nickel matte (HGNM) di PT Huaneng Metal Industry (HNMI)—pabrik konverter nikel yang diakuisisi MBM pada 2023.
Bijih limonit dari Tambang SCM diproses di Feed Preparation Plant (FPP) milik PT Huayue Nickel Cobalt (HNC) dan dialirkan melalui pipa ke Pabrik HPAL (High Pressure Acid Leach) di IMIP.
MBM sedang mengembangkan beberapa pabrik HPAL untuk menghasilkan nikel dalam campuran endapan hidroksida (mixed hydroxide precipitate/MHP), bahan baku utama baterai kendaraan listrik. Bermitra dengan GEM Co, MBM membangun PT ESG New Energy Material (PT ESG) dan PT Meiming New Energy Material (PT Meiming), dengan kapasitas masing-masing 30.000 ton dan 25.000 ton nikel MHP per tahun. Keduanya direncanakan mulai berproduksi pada paruh pertama 2025.
MBM juga mengembangkan pabrik HPAL ketiga di IMIP yang dioperasikan PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC), dengan kapasitas terpasang 90.000 ton nikel MHP yang akan beroperasi pada pertengahan 2026.
MBM juga bermitra dengan Brunp CATL untuk membangun Pabrik HPAL CATL berkapasitas 60.000 ton nikel MHP per tahun di Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP), kawasan industri baru seluas 3.500 hektare di area konsesi Tambang SCM.
Di segmen pengolahan mineral lainnya, MBM memiliki 80 persen saham PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) yang mengelola Pabrik AIM (Acid, Iron, Metal) di IMIP. Pabrik ini dirancang untuk mengolah 1 juta ton bijih pirit per tahun dari Tambang Tembaga Wetar melalui empat unit produksi yang saling terhubung.
Pabrik Pirit menghasilkan konsentrat pirit, yang kemudian diolah di Pabrik Asam menjadi asam sulfat dan uap jenuh untuk mendukung produksi MHP di Pabrik HPAL; dan calcine yang di Pabrik Klorida diolah menjadi gipsum, pelet bijih besi, dan hidroksida timbal-seng; serta lumpur emas dan spons tembaga yang masing-masing di Pabrik Katoda Tembaga diolah menjadi emas dan perak dore, serta katoda tembaga.
Pembangunan dilakukan secara bertahap. Pabrik Pirit dan Pabrik Asam telah beroperasi sejak 2024, sementara dua pabrik lainnya dalam tahap commissioning.