PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM) mengoperasikan tambang dan pabrik-pabrik peleburan nikel, yang terhubung dengan pengembangan kawasan industri nikel di Sulawesi Tengah dan Tenggara, Indonesia. Setelah melepas saham perdananya dengan kode MBMA pada April 2023 dan menghasilkan Rp9,2 triliun dana segar, MBM terus mengembangkan diri untuk menjadi salah satu pemasok utama bahan baku baterai bagi kendaraan listrik dunia, melalui aset-aset bisnis yang saling terintegrasi.
Bahan baku MBM, berupa bijih nikel limonit dan saprolit, berasal dari Tambang SCM (Sulawesi Cahaya Mineral), sebuah operasi tambang nikel berskala global, hemat biaya, dan berkualitas tinggi di Konawe, Sulawesi Tenggara. Di area seluas 21.100 hektare, Tambang SCM mengandung sekitar 13,8 juta ton nikel (kadar Ni 1,22%) dan 1,0 juta ton kobalt (kadar Co 0,08%).
Tambang SCM memasok bijih saprolit ke tiga smelter nikel berteknologi RKEF (Rotary Kiln Electric Furnace) di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah untuk diproses menjadi Nickel Pig Iron (NPI). NPI tersebut kemudian dikonversi oleh PT Huaneng Metal Industry (HNMI), pabrik konverter nikel yang telah diakuisisi MBM pada Mei 2023 sebanyak 60 persen. HNMI mengonversi NPI menjadi nikel matte.
Hasil lain Tambang SCM, yaitu bijih limonit, akan dikonversi di dua Pabrik HPAL (High Pressure Acid Leach).
MBM sedang mengembangkan beberapa pabrik pengolahan HPAL, bekerja sama dengan perusahaan bahan baterai terkemuka. MBMA bermitra dengan GEM Co., Ltd. (GEM) untuk mengembangkan pabrik HPAL PT ESG New Material (ESG) dengan kapasitas 30.000 ton per tahun atas nikel dalam campuran endapan hidroksida (MHP).
PT ESG menandatangani Single Currency Term Facility senilai total US$490 juta dengan Bangkok Bank Public Limited Company, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (yang bersama-sama disebut “Pemberi Pinjaman Komersial”) untuk mendanai pembangunan PT ESG. Ini memastikan bahwa PT ESG didanai sepenuhnya ketika digabungkan dengan kontribusi ekuitas pemegang saham. PT ESG diharapkan beroperasi pada akhir 2024.
MBMA juga bermitra dengan Brunp CATL untuk mengembangkan pabrik HPAL berkapasitas 60.000 ton nikel dalam MHP per tahun. Studi Kelayakan terus dilanjutkan selama kuartal ini dengan China ENFI Engineering Technology Co., Ltd. (ENFI).
CATL HPAL sedang dibangun untuk beroperasi pada 2026 di Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP), kawasan industri penghasil bahan baku baterai seluas 3.500 yang akan dibangun di area konsesi Tambang SCM melalui kerja sama dengan berbagai mitra usaha.
MBM juga memiliki 80 persen saham PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) yang mengelola Proyek AIM (Acid, Iron, Metal). Proyek ini merupakan aset bisnis PT Merdeka Copper Gold Tbk, induk perusahaan MBM. Proyek AIM yang bertempat di IMIP dirancang untuk mengolah bijih sisa dari Tambang Tembaga Wetar menjadi asam sulfat, uap jenuh, pelet bijih besi, spons tembaga, katoda tembaga, hidroksida timbal-seng, emas dore, dan perak.
Pada September 2023, Proyek AIM menerima pengiriman pertama bijih pirit dari Tambang Tembaga Wetar, yang akan diproses saat Proyek AIM mulai beroperasi pada 2024.