Proyek Tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang masih dalam fase praproduksi. Merdeka memiliki 100 persen saham dalam proyek ini, yang terletak di bawah Tambang Emas Tujuh Bukit.
Sejak 2018, Merdeka telah menginvestasikan US$200 juta untuk studi kelayakan yang terperinci, termasuk eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran untuk mendefinisikan sumber daya, pemodelan geologi, studi teknis, dan studi pra-kelayakan (Pre-feasibility study atau PFS) yang rampung pada Mei 2023. PFS tersebut menegaskan manfaat ekonomi yang tinggi untuk pengembangan tambang bawah tanah ini, yang berumur panjang dan signifikan secara global dengan pendekatan bertahap. Pada puncak produksinya, Proyek Tembaga Tujuh Bukit akan memproses 24 juta ton bijih per tahun untuk menghasilkan lebih dari 110.000 ton tembaga dan 350.000 ounces emas per tahun selama lebih dari 30 tahun.
Per Maret 2024, Mineral Resources Estimate (MRE) terbaru dari proyek ini melaporkan peningkatan jumlah sumber daya mineral terindikasi. Total kandungan sumber daya mineral proyek ini, meningkat dari 1.706 menjadi 1.738 juta ton, dengan peningkatan pada sumber daya mineral terindikasi, dari 442 menjadi 755 juta ton. Sehingga, dari yang semula mengandung 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounces emas, Proyek Tembaga Tujuh Bukit saat ini mengandung 8,2 juta ton tembaga dan 27,9 juta ounces emas.
Berdasarkan MRE terbaru tersebut, sebagian besar area sublevel cave yang direncanakan kini sudah berada dalam area sumber daya terindikasi, sehingga pengeboran lebih lanjut tidak lagi diperlukan karena program pengeboran pada 2022 telah mencapai tujuannya. Dengan begitu, pengeboran pada 2024 hanya akan dilakukan di permukaan saja, untuk mengonfirmasi tambahan sumber daya oksida emas-perak yang dapat larut dan mengidentifikasi sumber daya tembaga-emas sulfida yang dapat ditambang secara terbuka untuk mempercepat dan meningkatkan pencapaian produksi awal Proyek Tembaga Tujuh Bukit.
Saat ini, Merdeka fokus mengoptimalkan kinerja dan memulai menyusun bankable feasibility study yang dapat lebih diandalkan. Optimalisasi tersebut mencakup pengembangan metalurgis untuk meningkatkan perolehan logam yang dapat diekstrak dari bijih, peningkatan kualitas bijih yang ditambang, dan penambangan terbuka untuk bijih tembaga tambahan.